Senin, 20 November 2017

Cerpen Karya Sendiri : DIA

DIA

Pernahkah kalian jatuh cinta?
Mungkin rasanya menyenangkan jika orang yang kalian cintai juga punya perasaan yang sama denganmu.
Tapi, jatuh cinta tak lagi menyenangkan ketika kau mencintai dia namun dia mencintai perempuan.
Ya, jatuh cinta itu sesakit namanya, sesakit ketika kalian jatuh. - wattpad

Aku sering mengalaminya. Sejak SMP. Setiap aku menyukai seseorang, beberapa hari kemudian pasti akan terdengar kabar kalau dia telah berpacaran dengan yang lain. Selalu saja seperti itu, sampai saat ini. Saat SMA.
Aku menyukainya. Tapi aku tidak ingin perasaan suka ku terus berkembang. Aku tidak ingin mempercayai cinta lagi. Cinta hanya membuat hatiku sakit. Karena cinta hanya ada untuk orang-orang yang cantik. Sedangkan orang yang “kurang”, akan tersingkirkan. Aku tidak ingin mempercayai cinta lagi. Tapi, dia membuatku kembali merasakan yang namanya jatuh cinta.
Aku tidak menyukainya karena pandangan pertama. Aku sering melihat dia, karena dia dan aku bertetangga. Tapi aku mulai menyukainya saat dia pertama kali berbicara padaku. Walaupun itu hanya sepatah-dua patah saja. Tetapi entah mengapa aku sangat menyukainya.

Saat itu, aku mengikuti rapat karang taruna. Pada saat itu, kita baru memasuki kelas X. Dan kebetulan kita satu sekolah. Dia juga mengikuti karang taruna. Sebelum rapat dimulai, dia menghampiriku.
Dan dia bertanya, “Ren, kamu ikut OSIS tidak?”. Pertanyaannya sederhana. Tetapi entah mengapa itu membuat hatiku berdebar-debar.
“Tidak, aku malas mengikutinya. Kamu ikut?” jawabku dengan nada yang berusaha biasa.
“Iya.” Jawabnya singkat. Dan aku hanya mengangguk saja.

Selesai rapat, sekitar jam 11.30, kita semua pulang ke rumah masing-masing. Setelah mengganti baju, aku tidur-tiduran di atas kasur. Aku iseng chat dia via BBM. Dan ternyata. Dibalas. Entah mengapa di perutku muncul seperti kupu-kupu yang berterbangan.
Sampai beberapa hari kemudian, kita masih sering chat an. Walaupun ketika bertemu langsung, aku tidak berani berbicara langsung dengannya.


Waktu itu awal semester 2 kelas X, dia mengatakan sesuatu padaku, via BBM.
”Aku tidak ingin berpacaran. Berpacaran hanya akan membuat nilaiku turun. Padahal waktu SMP aku mendapatkan ranking 1 terus.” Chat nya kala itu.
Entahlah, aku harus bersikap bagaimana. Entah dia ingin bilang bahwa jangan terlalu berharap padanya secara ‘halus’ atau apa. Jadi hanya ku balas dengan ber-oh ria.

Tepat seminggu dia bilang seperti itu padaku, tiba-tiba teman baikku, Miya, berkata,
“Ren, si Rey pacaran sama Lia.”
Deg!
Entah mengapa ada rasa sesak saat mendengar kata itu. Dia berbohong. Aku benci dengan orang yang pembohong.
Dan langsung ku balas, “Lia yang mana?”
“Yang sekelas dengan Rey.” jawab Miya.
Pacaran sekelas, ya?
“Oh, gitu.” Balasku dengan bersusah payah agar terdengar biasa saja.
“Jangan sedih begitu, Ren. Lagipula, apa yang dilihat Rey pada Lia sih? Padahal masih cantikkan kamu loh daripada dia.” Hibur Miya.
Ternyata, berbohong dengan sahabat itu susah ya? Aku tahu perkataannya hanya untuk menghiburku.
“Aku biasa saja kok. Tidak usah mengkhawatitkan aku.” Balasku dengan nada yang berusaha ceria.
Dan untungnya, sahabatku itu percaya dengan perkataanku. Dan juga, sejak hari dia berpacaran, aku tidak chat an lagi dengannya. Karena aku menghargai perasaan pacarnya, dan sebagai langkah awal untuk diriku menjauhinya perlahan-lahan.

Beberapa hari kemudian, ada rapat karang taruna. Ketika aku bertemu dia, aku berpura-pura menyibukkan diri dengan handphone ku. Berpura-pura tidak melihatnya. Tiba-tiba tetanggaku, Khansa, berkata kepada dia. Khansa juga satu sekolah denganku. Dia kelas XI.
“Yang jadian mana nih pajak jadiannya.”
“Haha apaan sih Kak.” Balasnya dengan tertawa.
Agar dia tidak mencurigaiku yang menyukai dirinya, aku juga langsung berkata, “Iya mana nih pajak jadiannya.” Walaupun dadaku terasa sedikit sesak saat berkata seperti itu.
“Iya nanti.” Balasnya dengan senyumannya yang mempesona.
Katakan. Bagaimana caranya agar aku bisa berpaling dari dia? The more I see you, the more I love you.
Setelah berbulan-bulan, aku melihat pacarnya dan teman se gengnya melihatku dengan sinis. Mungkin mereka mengetahui bahwa aku menyukai pacarnya? Entahlah. Aku pun tidak peduli. Lagipula, aku hanya menyukainya saja, kan? Tidak bermaksud untuk merebutnya. Aku sadar diri kok.

Hari itu di kelas XI semester 1. Aku mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Dan aku melihat pacarnya berada di depan kelasku. Dan ketika aku melewatinya, aku tersenyum padanya, dan dia juga tersenyum padaku. Senyum merupakan ibadah, bukan?

Dan di suatu hari di kelas XI semester 2. Kebetulan ekstrakulikuler ku mengadakan rapat sampai sore. Dan kebetulan juga OSIS juga mengadakan rapat. Dan ekstrakulikuler ku dengan OSIS rapatnya selesai bersamaan. Dan saat itu hujan deras. Jadi kita semua tertahan di sekolah.
Ketika aku keluar dari kelas tempat rapat ekstrakulikuler ku, teman sebangku ku, Yuni, menghampiriku. Dia berkata,
“kamu pulang sama Rey saja. Kasihan mamah kamu jemput hujan-hujan begini.”
Yuni juga mengetahui bahwa aku menyukai Rey, dan Yuni juga merupakan anggota OSIS.
“Hah? Malu bilangnya.” Jawabku dengan malu-malu.
“Sudah tidak apa-apa. Kan kasihan mamah kamu.” Jawabnya.
Dan kebetulan, Rey keluar dari ruang OSIS. Yuni langsung mendorongku ke arahnya.
“Rey, kamu pulang dengan siapa? Boleh bareng tidak?” tanyaku dengan nada yang berusaha biasa saja.
“Boleh kok, boleh. Tapi aku tidak membawa jas hujan.” Jawabnya.
“Tidak apa-apa kok.” Balasku cepat.
“Yaudah ayo.” Ajaknya menuju parkiran.
Lalu aku pulang bersamanya. Senang rasanya. Hujan-hujanan. Berdua di atas motor. Aku dapat mencium bau keringatnya. Maafkan aku Lia, hanya kali ini saja aku bersama dengan dia.
Di perjalanan, aku hanya diam saja. Tidak tahu ingin mengobrol apa. Tetapi dia tiba-tiba mengajakku mengobrol. Senangnya. Bahagia itu sederhana ya? Dengan dia mengajak ngobrol diriku saja sudah membuatku senang. Katakan. Bagaimana caranya agar aku berpaling darinya kalau dia seperti ini padaku?


Ini memang salahku. Salahku yang terlalu mencintaimu. Salahku yang terlalu berharap kepadamu. Salahku yang selalu memperhatikanmu walaupun kau memperhatikan gadis lain. Salahku yang selalu berusaha tegar ketika kau dengan yang lain. Karena semua kesalahan ini datang ketika cinta itu datang kepadaku. Sekuat apapun aku menolak, cinta itu pasti akan sulit perginya. - wattpad

1 komentar:

Psikologi (from test_psikologi)

1. Kehidupan modern memanjakan manusia dan membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah. Tapi kehidupan modern juga membuat manusia cepat ma...