DIA
Pernahkah kalian jatuh cinta?
Mungkin rasanya menyenangkan jika orang yang kalian
cintai juga punya perasaan yang sama denganmu.
Tapi, jatuh cinta tak lagi menyenangkan ketika kau
mencintai dia namun dia mencintai perempuan.
Ya, jatuh cinta itu sesakit namanya, sesakit ketika
kalian jatuh. - wattpad
Aku
sering mengalaminya. Sejak SMP. Setiap aku menyukai seseorang, beberapa hari
kemudian pasti akan terdengar kabar kalau dia telah berpacaran dengan yang
lain. Selalu saja seperti itu, sampai saat ini. Saat SMA.
Aku
menyukainya. Tapi aku tidak ingin perasaan suka ku terus berkembang. Aku tidak
ingin mempercayai cinta lagi. Cinta hanya membuat hatiku sakit. Karena cinta
hanya ada untuk orang-orang yang cantik. Sedangkan orang yang “kurang”, akan
tersingkirkan. Aku tidak ingin mempercayai cinta lagi. Tapi, dia membuatku
kembali merasakan yang namanya jatuh cinta.
Aku
tidak menyukainya karena pandangan pertama. Aku sering melihat dia, karena dia
dan aku bertetangga. Tapi aku mulai menyukainya saat dia pertama kali berbicara
padaku. Walaupun itu hanya sepatah-dua patah saja. Tetapi entah mengapa aku
sangat menyukainya.
Saat
itu, aku mengikuti rapat karang taruna. Pada saat itu, kita baru memasuki kelas
X. Dan kebetulan kita satu sekolah. Dia juga mengikuti karang taruna. Sebelum
rapat dimulai, dia menghampiriku.
Dan
dia bertanya, “Ren, kamu ikut OSIS tidak?”. Pertanyaannya sederhana. Tetapi
entah mengapa itu membuat hatiku berdebar-debar.
“Tidak, aku malas
mengikutinya. Kamu ikut?” jawabku dengan nada yang berusaha biasa.
“Iya.” Jawabnya
singkat. Dan aku hanya mengangguk saja.
Selesai
rapat, sekitar jam 11.30, kita semua pulang ke rumah masing-masing. Setelah
mengganti baju, aku tidur-tiduran di atas kasur. Aku iseng chat dia via BBM.
Dan ternyata. Dibalas. Entah mengapa di perutku muncul seperti kupu-kupu yang
berterbangan.
Sampai
beberapa hari kemudian, kita masih sering chat an. Walaupun ketika bertemu
langsung, aku tidak berani berbicara langsung dengannya.
Waktu
itu awal semester 2 kelas X, dia mengatakan sesuatu padaku, via BBM.
”Aku tidak ingin
berpacaran. Berpacaran hanya akan membuat nilaiku turun. Padahal waktu SMP aku
mendapatkan ranking 1 terus.” Chat nya kala itu.
Entahlah,
aku harus bersikap bagaimana. Entah dia ingin bilang bahwa jangan terlalu berharap
padanya secara ‘halus’ atau apa. Jadi hanya ku balas dengan ber-oh ria.
Tepat
seminggu dia bilang seperti itu padaku, tiba-tiba teman baikku, Miya, berkata,
“Ren, si Rey
pacaran sama Lia.”
Deg!
Entah
mengapa ada rasa sesak saat mendengar kata itu. Dia berbohong. Aku benci dengan
orang yang pembohong.
Dan
langsung ku balas, “Lia yang mana?”
“Yang sekelas
dengan Rey.” jawab Miya.
Pacaran
sekelas, ya?
“Oh, gitu.” Balasku
dengan bersusah payah agar terdengar biasa saja.
“Jangan sedih
begitu, Ren. Lagipula, apa yang dilihat Rey pada Lia sih? Padahal masih
cantikkan kamu loh daripada dia.” Hibur Miya.
Ternyata,
berbohong dengan sahabat itu susah ya? Aku tahu perkataannya hanya untuk
menghiburku.
“Aku biasa saja
kok. Tidak usah mengkhawatitkan aku.” Balasku dengan nada yang berusaha ceria.
Dan
untungnya, sahabatku itu percaya dengan perkataanku. Dan juga, sejak hari dia
berpacaran, aku tidak chat an lagi dengannya. Karena aku menghargai perasaan
pacarnya, dan sebagai langkah awal untuk diriku menjauhinya perlahan-lahan.
Beberapa
hari kemudian, ada rapat karang taruna. Ketika aku bertemu dia, aku
berpura-pura menyibukkan diri dengan handphone ku. Berpura-pura tidak
melihatnya. Tiba-tiba tetanggaku, Khansa, berkata kepada dia. Khansa juga satu
sekolah denganku. Dia kelas XI.
“Yang jadian mana
nih pajak jadiannya.”
“Haha apaan sih
Kak.” Balasnya dengan tertawa.
Agar
dia tidak mencurigaiku yang menyukai dirinya, aku juga langsung berkata, “Iya
mana nih pajak jadiannya.” Walaupun dadaku terasa sedikit sesak saat berkata
seperti itu.
“Iya nanti.”
Balasnya dengan senyumannya yang mempesona.
Katakan.
Bagaimana caranya agar aku bisa berpaling dari dia? The more I see you, the
more I love you.
Setelah
berbulan-bulan, aku melihat pacarnya dan teman se gengnya melihatku dengan
sinis. Mungkin mereka mengetahui bahwa aku menyukai pacarnya? Entahlah. Aku pun
tidak peduli. Lagipula, aku hanya menyukainya saja, kan? Tidak bermaksud untuk
merebutnya. Aku sadar diri kok.
Hari
itu di kelas XI semester 1. Aku mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Dan aku
melihat pacarnya berada di depan kelasku. Dan ketika aku melewatinya, aku
tersenyum padanya, dan dia juga tersenyum padaku. Senyum merupakan ibadah,
bukan?
Dan
di suatu hari di kelas XI semester 2. Kebetulan ekstrakulikuler ku mengadakan
rapat sampai sore. Dan kebetulan juga OSIS juga mengadakan rapat. Dan
ekstrakulikuler ku dengan OSIS rapatnya selesai bersamaan. Dan saat itu hujan
deras. Jadi kita semua tertahan di sekolah.
Ketika
aku keluar dari kelas tempat rapat ekstrakulikuler ku, teman sebangku ku, Yuni,
menghampiriku. Dia berkata,
“kamu pulang sama
Rey saja. Kasihan mamah kamu jemput hujan-hujan begini.”
Yuni
juga mengetahui bahwa aku menyukai Rey, dan Yuni juga merupakan anggota OSIS.
“Hah? Malu
bilangnya.” Jawabku dengan malu-malu.
“Sudah tidak
apa-apa. Kan kasihan mamah kamu.” Jawabnya.
Dan
kebetulan, Rey keluar dari ruang OSIS. Yuni langsung mendorongku ke arahnya.
“Rey, kamu pulang
dengan siapa? Boleh bareng tidak?” tanyaku dengan nada yang berusaha biasa
saja.
“Boleh kok, boleh.
Tapi aku tidak membawa jas hujan.” Jawabnya.
“Tidak apa-apa kok.”
Balasku cepat.
“Yaudah ayo.”
Ajaknya menuju parkiran.
Lalu
aku pulang bersamanya. Senang rasanya. Hujan-hujanan. Berdua di atas motor. Aku
dapat mencium bau keringatnya. Maafkan aku Lia, hanya kali ini saja aku bersama
dengan dia.
Di
perjalanan, aku hanya diam saja. Tidak tahu ingin mengobrol apa. Tetapi dia
tiba-tiba mengajakku mengobrol. Senangnya. Bahagia itu sederhana ya? Dengan dia
mengajak ngobrol diriku saja sudah membuatku senang. Katakan. Bagaimana caranya
agar aku berpaling darinya kalau dia seperti ini padaku?
Ini memang salahku. Salahku yang terlalu mencintaimu.
Salahku yang terlalu berharap kepadamu. Salahku yang selalu memperhatikanmu
walaupun kau memperhatikan gadis lain. Salahku yang selalu berusaha tegar
ketika kau dengan yang lain. Karena semua kesalahan ini datang ketika cinta itu
datang kepadaku. Sekuat apapun aku menolak, cinta itu pasti akan sulit
perginya. - wattpad
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus